YKHC atau Yogyakarta Hard Core adalah sebuah bendera yang dikibarkan
musisi dan simpatisan aliran musik hardcore (HC). Mereka biasa di sebut
sebagai HC Kids. Siapa saja mereka dan apa sepak terjang yang telah
dilakukan? Simak liputan lengkap bersama AgHUS, owner Diorama Records
(label record independent, khusus anak-anak HC dan Metal) dan Nanu,
musisi HC sekaligus editor free zine Betterday.
Namun sebelum itu, ada dua hal yang perlu diketahui dari movement HC
Kids Jogja. Yakni Realino, lapangan olah raga milik Universitas Sanata
Dharma, Mrican Jogja. Lapangan ini biasa digunakan HC Kids dan Punkers
Jogja berkumpul. Lalu hal penting lainnya adalah, New Vision
Brotherhood, sebuah komunitas khusus HC Kids.
AgHUS menuturkan, jauh sebelum ada lapangan Realino, tepatnya di tahun
1997, Jogja sudah memiliki 3 grup band hardcore yang lumayan nendang,
yaitu Sabotage, Something Wrong dan Diphterium Hate. Mereka bisa juga
disebut gelombang pertama HC di Jogja
“Nah Sabotage inilah yang memiliki kedekatan dengan nama Realino. Saat
itu, bukan hanya anak-anak HC saja yang kerap nongkrong di Realino,
tetapi juga termasuk komunitas punk Jogja,” paparnya.
Hingga di tahun 1999, munculah nama New Vision Brotherhood (NVB) yang
didirikan enam grup band hard core Jogja (gelombang ke dua). NVB muncul
bertepatan dengan bubarnya Sabotage dan Diphterium Hate.
The founding fathers NVB antara lain Last Moment, Dapperheid, Second Thoughts, Frontal, Destruct dan Torment Inside.
Misi mereka cukup mulia, mengangkat nama Jogja agar muncul di peta HC
Indonesia. “Apalagi, band-band di gelombang awal, kecuali Something
Wrong, sudah pada bubar. Nah, kehadiran NVB ini untuk menunjukkan HC di
Jogja belum mati,” kata Nanu.
Meski sempat dituding sebagai komunitas sok eksklusif, dan sok tampil
beda, NVB tetap setia pada visi-misi awal mereka. Yakni memajukan scene
Hard Core di Jogja.
Diantaranya, rutin menyebarkan informasi dan propaganda melalui media
mereka, yakni Fightback! Zine. Sebuah media komunikasi dengan scene HC
di seluruh Indonesia, bahkan lintas genre.
Dari NVB, lahirlah sebuah event musik yang dikhususkan bagi HC Kids,
yakni One Family One Brotherhood (OFOB). Event ini pertama kali digelar,
23 Juli 2000 di Gedung Serbaguna Gabusan, dengan menampilkan 28 grup
band.
Setahun kemudian, disebabkan alasan internal, NVB akhirnya membubarkan
diri. Itu terjadi selang beberapa waktu ketika OFOB #2 digelar (2001).
Kala itu, menurut AgHUS dan Nanu, scenes di Jogja tengah dijerang emosi.
Scene Metal bersinggungan dengan scene Punk, HC juga demikian.
Toh, bubarnya NVB tidak menyurutkan semangat awal. Fightback! Zine tetap rutin diterbitkan, dan OFOB masih digelar.
Sekadar informasi, OFOB merupakan event berpengaruh untuk melongok
sejarah HC movement di Jogja. “Nama YKHC tidak akan sebesar ini, jika
tidak ada OFOB sebagai tulang punggungnya,” cetus AgHUS, yang juga
tercatat sebagai editor Fightback! Zine.
Kendati demikian, alih-alih menghidupkan kembali NVB, atau membuat
tongkrongan baru, AgHUS dan Nanu berpendapat, lebih baik memastikan YKHC
tidak sekedar menjadi catatan sejarah, tetapi tetap membuat sejarah
apapun wadahnya.
“Artinya, tongkrongan itu kan sifatnya betah-betahan, cocok-cocokan,
sebuah tempat di mana yang namanya pertemanan tidak dapat dipaksakan.
Yang penting adalah semangat mengibarkan nama YKHC tidak mati,” jelas
Nanu. (yen)
No comments:
Post a Comment